The Lost Empire 4 (FV)

Author : Joan Kazao

Genre: Adventure, Fantasy.

Length : Chaptered

Cast: Kyuhyun: Cho Kyuhyun, Reina: Reina Glord Wijhkouvic, Siwon: Choi Siwon, Aiden Lee : Lee Donghae,  Jae: Lee Hyukjae, Kim : Kim Jong Woon, Han: Hankyung

Part 4

Aku tahu, kau bisa melakukannya.

*

Pertemuan dengan Savior Leon berakhir dengan tanda Tanya besar di otak Reina. Ia tidak sabar menunggu pemberitahuan dari Savior Leon nanti malam. Pikirannya sibuk dengan berbagai kemungkinan mengenai gaezamaru yang dimilikinya. Saat jeda istirahat, Reina berniat mengajak Han bicara, namun pemuda itu terlihat menghindar, dan memilih tidur di pojok kelas. Reina juga bermaksud bicara dengan Siwon, namun pemuda itu memilih tak menjawab dan memberi nasihat Reina agar bersabar saja. Sebenarnya ada satu orang lagi yang kemungkinan besar mengerti masalah ini, Kyuhyun. Namun melihat wajah Kyuhyun yang berubah galak saat melihatnya, Reina memilih duduk melamun di kursinya, menunggu kelas berikutnya dalam diam. Saat-saat seperti ini membuatnya kesal menjadi satu-satunya Sheriff wanita di kelas khusus.

Terdengar derap langkah seseorang menuju ruang kelas. Reina melongokkan kepalanya keluar jendela. Sedikit penasaran. Karena hari ini mereka akan bertemu dengan Savior baru, Savior Casey. Menurut yang Reina dengar, ini pertamakalinya Savior Casey mengajar di Lambassador.

Savior Casey merupakan keturunan kedua dari Yang Mulia Ratu Ryuki, permaisuri Raja Alfred Alferra, Ratu legendaris sepanjang peradaban Alferra. Ratu Ryuki adalah putri dari Raja Galvaron. Ratu Ryuki tersohor karena kecantikannya, yang menjadi penyebab utama terbunuhnya Raja Sheron Rafael, adik lelaki Afred Alferra. Dalam sejarah disebutkan bahwa Sheron Rafael menyukai istri kakaknya.

Derap angkah itu semakin dekat. Kim, Jae dan Aiden menatap pintu seksama, seperti halnya Reina. Sangat penasaran dengan Savior barunya.

Reina menghela nafas. Dan sosok yang disebut-sebut keturunan ratu Ryuki itu kini telah berdiri didepannya. Rambutnya tidak sampai bahu, tergerai hitam lurus. Matanya lebar dan tajam, sepadan dengan hidungnya yang lancip dan bibirnya yang basah. Kulitnya halus dan putih. Badannya menjulang tinggi dan sedikit kurus.

Ia terlihat sangat cantik.

“Selamat datang di kelasku” sapanya dengan suara berat.

Serentak, Reina, Kim, Aiden, dan Jae terkesiap. Suara laki-laki?

Aiden mendesah kecewa. Ia baru saja bersemangat saat melihat ada makhluk berjenis kelamin wanita –tentu saja selain Reina- dikelasnya, dan segera menepuk jidatnya. Reina menahan nafasnya lagi, masih terkagum-kagum dengan postur wajah Savior Casey lebih cantik dari wanita.

Kim dan Jae menatap Savior Casey dari ujung kaki. Mereka terlihat setengah tidak percaya bahwa seseorang yang tengah berdri didepan kelas itu adalah seorang laki-laki.

Savior Casey mengedarkan pandangannya ke penjuru kelas dan mendapati Han yang menatapnya setengah mengantuk. Juga Kyuhyun dan Siwon yang kelihatan tidak berkosentrasi. Kyuhyun berpendapat tidak seharusnya mereka diajar oleh Savior semuda Savior Casey. Bahkan sepertinya, Savior Casey masih seumuran dengan Siwon. Itu membuat kemalasnnya bertambah dua kali lipat. Usia berpengaruh besar pada profesionalitas mengajar bukan?

Savior Casey berdehem.

Siwon dan Kyuhyun mendongak menatapnya. Kim, Aiden, Jae dan Reina memandanginya seksama.

“Siapa namamu?” Savior Casey mengarahkan telunjuknya kearah Han. Han – yang masih terlihat mengantuk- sedikit terkejut. Segera menegakkan badannya dan duduk sesopan mungkin.

“Han. Han Kyung” jawabnya singkat.

Savior Casey tersenyum dan menatapnya lekat-lekat. Mendadak wajah Han pucat. Ia terlihat panik. Ia berdiri dan berjalan tegap mendekati Savior Casey yang menatap tajam kearahnya. Han mendengus dan mulai berteriak tersendat-sendat. Sesuatu tengah terjadi padanya.

“Apa- yang ter-jadi.. HEI..HEI… KENAPA-.. KENA-PA KAKIKU..bergerak sendiri” teriaknya histeris. Siwon dan Kyuhyun tertawa tergelak. Hanya mereka berdua yang kelihatan mengerti dengan apa yang sedang dialami Han. Sementara Reina, Aiden, KIm dan Jae melotot tak paham.

“Hei.. Hei.. Kyuhyun.. Siwon.. Tolong aku… Tanganku…tanganku..” tangan Han kini memegang wajah Savior Casey. Savior Casey menatapnya dengan senyum mengembang. Tangan Han kini menarik wajah Savior Casey, seakan hendak menciumnya. Wajah mereka berhadapan kurang dari sepuluh sentimeter.

Han berhenti berteriak karena ia sangat gugup. Bagaimana mungkin ia akan mencium Savior-nya?

Han masih belum menurunkan wajah Savior Casey dan jarak mereka semakin sempit. Han menahan nafas. Wajahnya merah padam. Ia benar-benar tak bisa mengendalikan tangan dan kakinya.

Plak!

Savior Casey menampar wajah Han. Tangan Han terlepas dan ia terjengkang ke belakang. Han memandangi tangannya dan Savior Casey bergantian.

“Kalian lihat itu? Kita akan belajar  Gaiden-Aragoza, ada yang tahu?” Savior Casey menatap sheriff-nya seakan tidak ada yang terjadi. KYuhyun bersiap membuka mulutnya, namun Savior Casey dengan sigap memotong, “Kau benar. Menutup pikiran. Menghalau Lexius dan Alandreiva. Dengan kemampuan ini, pikiran kalian tidak akan dengan mudahnya terbaca dan dikendalikan orang lain.”

Han kembali ke kursinya. Wajahnya masih memerah. Dan pikirannya masih belum fokus.

“Lain kali, jangan melamun saat pelajaranku berlangsung” tegur Savior Casey. Han menganggukkan kepalanya. “Kau punya urusan denganku” lanjut Savior Casey galak.

Han menundukkan kepalanya sedikit. Lalu kembali menatap Savior Casey.

“Yang perlu dilakukan hanyalah konsentrasi. Jangan menatap mata lawan bicaramu, karena itu akan memudahkanmu dikendalikan. Sebenarnya, ini tidak selalu berhasil, pemegang Lexius dan Alandreiva biasanya memiliki kemampuan lebih dalam mengendalikan dan membaca pikiran orang lain, bahkan tanpa menatap matanya” Savior Casey melanjutkan.

“Namun bagi orang-orang yang hanya mempelajari Lexius, bukan dianugerahi, berkosentrasi dan tidak menatap mata lawan bicara merupakan cara paling efektif”

Savior Casey menatap Reina. Tersenyum aneh.

“Menarik sekali ada perempuan disini. Kemarilah tuan Putri, akan kutunjukkan bagaimana cara melakukannya” titah Savior Casey. Reina terpaku di kursinya. Ia gugup sekali, bagaimana kalau ia mebgalamai hal yang sama seperti yang terjadi pada Han tadi?

“Kemarilah” Savior Casey memerintah sekali lagi. Reina bangkit dari kursinya ragu-ragu. Savior Casey mengamatinya sejenak dan berganti melirik Kyuhyun.

“Kau, maju kedepan” Savior Casey menujuk Kyuhyun. Kyuhyun bangkit dari kursinya mendekati Savior Casey.

Wajah Reina memucat. Kyuhyun lagi?

Bagaimana kalau aku mencium Kyuhyun seperti Han?

“Dia tidak akan melakukan hal-hal seperti itu” Savior Casey menyahut. “Pikiranmu sangat terbuka. Seperti padang rumput. Kau sangat mudah dikendalikan, kau tahu?”

Reina mengangguk. Menatap Savior Casey takut-takut. Kyuhyun kini berdiri bersebelahan dengannya.

“Tenangkan pikiranmu. Kendalikan pernafasanmu. Mulai” Savior Casey menginstruksi. Reina menutup matanya rapat.

“Apa aku menyuruhmu menutup mata?” Bentak Savior Casey.

Reina membuka matanya. Menghirup udara sebanyak yang ia bisa. Menghembuskannya pelan dan menenangkan pikirannya sendiri. Ia menatap kedepan. Menghindari mata Kyuhyun, dan malah terpaku menatap mata Han.

Han diluar jendela, namun matanya seperti tak mau lepas menatap Han. Han semakin canggung ditatap setajam itu.

Savior Casey tahu-tahu duduk disebelah Han. Reina meliriknya tak berani. Membuang pandangannya keluar jendela.

“Apakah aku harus mengatakan yang dia pikirkan, Savior?” Kyuhyun memecah keheningan kelas. Savior Casey mengangguk. Reina berkeringat.

“Dia berpikir..” kata-kata Kyuhyun terpenggal. “Apakah aku benar-benar harus mengatakan isi kepalanya?” Kyuhyun bertanya tak yakin. Sekali lagi Savior Casey mengangguk.

Reina merasa akan segera pingsan kalau sampai Kyuhyun mengatakan isi kepalanya –bahwa dia sedang memikirkan Han yang tidak mau bicara dengannya, Siwon yang tampan dengan rambut baru-nya, Savior Casey yang menyeramkan, Kyuhyun yang menyebalkan, dan teman-temannya yang tidak bisa diandalkan-.

“Aku tidak sanggup mengatakan isi kepalanya. Kau saja yang melakukannya, Siwon” Kyuhyun menyela sambil melirik Siwon.

“Kalau kau tidak bisa mengatakan isi kepalanya, kendalikan saja” Savior Casey menyahut. Reina yang masih memadangi daun-daun diluar jendela, menghela nafas takut-takut. Dikendalikan? Kenapa kedengarannya akan lebih buruk?

“Baiklah, begitu lebih baik” KYuhyun membalas. Seketika seringainya melebar. Ia menatap Reina yang sekarang menatap Siwon memohon bantuan.

“Savi-or… Savi-or… Bisa-bisakah..…A-pa.. apa yang kau laku-kan..a-..apa yang terjadi..” Reina melangkahkan kakinya. Mendekat kearah Aiden. Kyuhyun menyeringai semakin lebar. Aiden menatap Reina was-was. Ia mencoba menerka apa yang sedang dilakukan Kyuhyun pada Reina.

Terlambat.

Plak!

“Maaf.. Maafkan aku Aiden.. aku tidak sengaja..” Reina buru-buru membungkukkan badannya setelah menampar pipi kanan Aiden. Aiden memegangi pipinya. Menatap Kyuhyun jengkel.

Plak!

“Maaf.. Maafkan aku Aiden.. Kyuhyun yang melakukkannya…” Reina mengangkat tangannya buru-buru. Ia baru saja menampar pipi kiri Aiden.

“Aku tidak tahu… apa-apa.. Kyuhyun.. berhenti.. berhen-ti…”

Plak!

Reina menampar pipi kanan Aiden telak. Kyuhyun tertawa menggelegar melihat pipi Aiden yang merah. Savior Casey hanya tersenyum simpul. Sementara Kim, Han, Siwon dan Jae tertawa hebat melihat petunjukan didepan mereka.

*

Kejadian siang itu memberi satu pelajaran pada Aiden bahwa seperti yang menjadi sugestinya selama ini, Kyuhyun sama sekali bukan tandingannya. Aiden memandang Kyuhyun penuh dendam selama pelajaran Savior Casey berlangsung –kalau saja itu bisa disebut pelajaran-.

Savior Casey mengujicoba Han. Kali ini ia berpasangan dengan Aiden. Aiden, sekali lagi merasa ini hari tersial sepanjang hidupnya saat menyadari bahwa dirinya tidak tahu bagaimana caranya mengoperasikan Alandreiva-nya.

Setidaknya, dua jam kemudian pelajaran mematikan itu selesai juga. Aiden dan Reina tampak paling tertekan dibanding kelima temannya yang lain.

Han tidak bisa meninggalkan kelas untuk istirahat siang itu. ia harus menemui Savior Casey. Han benar-benar tak berminat datang ke ruang Savior, namun ia merasa tak ada pilihan yang lebih baik selain menghadap Saviornya itu.

Ragu-ragu, sedikit berkeringat, ia memberanikan diri masuk ruangan Savior Casey yang terletak sepuluh meter dari ruangan Savior Leon.

Bau parfum wanita menyeruak hidungnya. Seaneh penampilannya, Savior Casey memang tak terduga. Benda-benda di ruangannya tidak terlihat seperti ruangan Savior, melainkan kamar gadis yang beranjak dewasa. Di ujung ruangan, tampak mangkuk lilin wangi berjajar-jajar layaknya rumah paranormal. Sementara di ujung sbeelah pintu, sebuah sofa besar dan lebar bertengger angkuh. Savior Casey duduk menyilangkan kakinya, membaca buku tebal yang tak sempat terbaca judulnya.

“Masuklah,” Savior Casey mempersilahkan.

Han melangkahkan kakinya canggung. Instingnya mengatakan bahwa Savior Casey sama sekali bukan tipe Savior baik yang bijaksana sebagaimana Savior-savior lain di Kastil ini.

“Duduklah,” suara berat Savior Casey terdengar lagi. Han mengibaskan jubahnya dan melipatnya tanpa suara. Menaruhnya hati-hati diatas meja dihadapannya. Savior Casey mentapnya tak berkedip. Membuat Han gugup dan gemetar.

“Apa kabar Veinn?”

Han mendongak. Mengamati Savior Casey yang menatapnya serius. Savior Casey baru saja menanyakan padanya tentang kabar Ibunya.

“Baik. Yang Mulia Ratu Reveinn baik-baik saja” jawab Han kaku. Ia seikit mengerti sekarang mengapa Savior Casey memperlakukannya berbeda, pasti karena Ibunya. Veinn? Bukankah itu artinya Savior Casey sudah sangat dekat dengan ibunya?. Hanya orang-orang terdekat ibunya yang boleh memanggilnya demikian.

“Kau berpikir mengapa aku bertanya tentang ibumu, bukan?” Savior Casey menebak. Han tak menjawab.

“Sampaikan saja salamku untuknya. Kau boleh keluar sekarang”

Han mendongak lagi. kali ini benar-benar kaget. Dia baru duduk tiga menit.

“Ya, akan kusampaikan saat aku pulang nanti” jawab Han seadanya.

Savior Casey, yang baru saja menyambar bukunya, mendadak menyahut tak bersahabat, “Apakah aku terlihat seperti orang yang sabaran? Saat kau pulang katamu? Apa kau tahu apa artinya itu? itu artinya lima bulan lagi, anak muda! Sampaikan salamku padanya secepatnya” perintahnya.

Han sedikit terperangah melihat Savior Casey yang mendadak emosi setelah ebebrapa menit lalu memasang wajah datar. Apakah ada sesuatu antara dia dan ibunya hingga bisa mempengaruhi emosinya?

Ah, terlalu banyak pertanyaan di benak Han.

“Baiklah, Savior” Han menjawab pendek.

“Pastikan salamku sudah sampai nanti malam” Savior Casey mengagetkannya lagi. Han benci harus penasaran mengenai Sevior didepannya itu. ia takut akan kemungkinan paling buruk, misalnya: Savior Casey adalah mantan kekasih ibunya, atau lebih parah, Savior Casey adalah lelaki kedua ibunya. Han menghalau pikirannya sendiri. Cepat-cepat mengancingkan jubahnya dan berlalu menuju pintu.

*

Reina kaget karena mendadak Savior Leon memanggilnya. Lebih kaget lagi saat dia tahu di ruangan itu juga ada Kyuhyun, duduk dengan gaya arogannya, seperti biasa. Setelah ia dipersilahkan duduk dibelah Kyuhyun, Savior Leon mengulum senyum, hendak memulai pembicaraan mereka siang itu.

“Kyuhyun, kau tidak mungkin menyimpannya lebih lama lagi. Lakukan sekarang.”

Reina menoleh memperhatikan Kyuhyun yang menunjukkan reaksi gugup. Reina mengernyit dan agak kaget saat dia tahu tebakannya benar. Kyuhyun gugup. Sesuatu yang serius pasti tengah terjadi, kemungkinan besar, dia satu-satunya pihak yang tidak tahu diantara mereka bertiga. Kyuhyun berdehem sekali dan menutup matanya.

Reina, kau dengar aku?

Reina nyaris terlonjak. Suara itu begitu nyata. Suara Kyuhyun. Namun ia sadar Kyuhyun tengah tak bersuara dan hanya duduk seperti patung disampingnya. Sesuatu tengah terjadi, dalam pikirannya. Apakah Kyuhyun tengah mengendalikan pikirannya? Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Reina memandang Savior Leon meminta bantuan. Savior Leon tidak mengatakan apapun dan hanya meliriknya sambil mengangguk.

Reina, katakan sesuatu kalau kau mendengarku.

Reina diam. Melajukan pandangannya bergantian menatap Savior Leon dan Kyuhyun didepannya.

Aku dengar. Aku bingung. Kau dimana?

Reina tidak membuka mulutnya. Namun dia sadar suaranya terdengar oleh Kyuhyun, karena mendadak ia merasakan tangannya digenggam seseorang.

Ikut aku.

*

Sejak awal Reina merasa ada sesuatu yang aneh diantara dia dan Kyuhyun. Reina mungkin tidak tahu yang Kyuhyun pikirkan, namun Reina bisa mengerti apa yang Kyuhyun rasakan. Pengertian itu datang seperti halusinasi. Abstrak.

Misalnya, entah darimana Reina bisa tahu Kyuhyun tidak menyukai Siwon. Atau Kyuhyun suka menyanyi.  Atau Kyuhyun merasa nyaman bersamanya. Pengertian itu datang seperti angin. Dan pikirannya seperti ruangan berlubang. Reina tidak tahu darimana datangnya lubang  itu dan darimana datangnya angin itu. Terjadi begitu saja.

Reina kemudian mengerti siang ini alasan dari semua itu.

Kau adalah Andromedas.  Dan aku Emperor.

Kau mungkin tidak pernah dengar karena memang tidak banyak orang yang tahu. Kau tahu? Kita istimewa. Sejak lahir, kita disatukan oleh Gaezamaru kita. Sampai mati, kita akan terikat. Sejak lahir, aku selalu penasaran seperti apakah Andromedas yang akan menemaniku dan sejujurnya aku kecewa karena kau wanita. Namun setelah mengenalmu aku jadi tahu bahwa sama saja, kau laki-laki atau perempuan. Kau bukan tipe-ku dan aku tidak perlu susah payah menghindarimu, karena maaf saja, sudah jelas aku tidak akan menyukaimu dan hal itu juga berlaku padamu. Pendeknya, kita sebenarnya saudara. Hanya saja beda ayah dan beda ibu. Kita bersaudara karena memang ditakdirkan begitu. Jangan terlalu berlebihan memaknai persaudaraan, karena sebenarnya kita tidak perlu saling mmebuat urusan satu sama lain. Berlakulah seperti biasa. Akan aneh kalau kau berubah simpati padaku.

Yang perlu kau lakukan adalah diam. Aku bisa mengatasi semuanya sendirian. Jangan membahayakan dirimu sendiri, karena perlu kau catat, apa yang terjadi padamu berimbas padaku. Aku merasakan yang kau rasakan dan begitu juga sebaliknya. Hanya saja kau ditakdirkan tidak bisa melakukan apapun dan sebaliknya, aku bisa memiliki kelima Gaezamaru lainnya. Hidupmu akan penuh marabahaya karena semua orang akan mengincar nyawamu. Kau tahu kenapa? Karena nyawamu adalah nyawaku. Aku akan mati jika kau mati. Mengerti?

Kyuhyun melepas genggaman tangannya. Menyisakan Reina yang diam setengah melamun disebelahnya. Sejujurnya, Reina tidak paham apa yang baru saja dia dengar. Mungkin intinya, nyawa Reina dan Kyuhyun hanya satu. Reina ingin segera hengkang dari ruangan Savior Leon dan berlari meminta penjelasan pada Siwon. Ia tidak ingin menghabiskan waktu berdebat dengan Kyuhyun yang hanya akan menertawai ‘ketidak-tahuannya’.

“Bodoh. Siwon juga tidak tahu. Kalau kau tidak mengerti tanya saja padaku. Tidak usah sungkan, aku sudah tahu kau tidak tahu apa-apa”

Reina tersenyum kaku. Tidak mengerti sebaiknya dia harus memasang mimik seperti apa. Bukankah Kyuhyun tahu semua yang ada di kepalanya? Buat apa dia membuka mulutnya?

“Kau adalah Andromedas. Saudara kembar Emperor. Satu-satunya yang perlu kau lakukan adalah menjaga nyawamu dan menjaga kesehatanmu. Karena yang terjadi padamu akan sama seperti yang tengah kurasakan. Kau tidak punya keahlian apapun. Itu saja. Masih tidak paham?”

Reina memusatkan perhatiannya sepenuh hati. Namun sebenarnya yang membuatnya agak penasaran adalah kalimat Kyuhyun seputar ‘agak kecewa karena kau wanita’.

“Kau tidak mengerti? Jangan jatuh cinta padaku. Kita saudara. Kau tidak boleh memintaku menikahimu.”

Ini menyebalkan. Bukankah kesannya ‘hanya’ Reina yang  memiliki kemungkinan menyukai Kyuhyun? Bahkan Reina pun bersumpah dalam hatinya akan bunuh diri kalau sampai dia jatuh cinta pada lelaki seperti Kyuhyun.

Memangnya kau pikir kau sehebat itu?

Mulut Kyuhyun memang seperti tombak. Runcing dan tajam. Sementara Reina ibarat ikan berbadan lebar di tengah sungai yang airnya transparan. Siap dihujam tombak.

Savior Leon tertawa agak keras mendengar ujung kalimat Kyuhyun. Reina melebarkan bola matanya. Memberi isyarat agar lelaki disebelahnya itu tidak meneruskan pembicaraan tidak berguna itu.

“Kau jadi banyak bicara, Kyuhyun. Ini pertamakalinya aku melihatmu secerewet ini.”

Reina jadi sedikit bangga. Ia berhasil membuat Kyuhyun cerewet? Andai saja Savior Leon bisa mendengar se-cerewet apa isi kepala Kyuhyun, pasti akan lebih seru.

“Mungkin karena dia memang separuh jiwaku, Savior. Kau tidak akan tahu rasanya menemukan sebelah hatimu. Baru kali ini aku merasa sempurna dan juga.. entah, seperti bertambah kuat. Mungkin karena sebagian Gaezamaruku sudah kembali”

Sebenarnya dia tidak sepenuhnya mengerti apa yang baru saja dibicarakan Kyuhyun. Namun ia mulai bertanya-tanya, Mengapa dia tidak merasakan yang dirasakan Kyuhyun? Memang benar dia merasa seperti ada ‘antena’ yang menghubungkan perasaanya dengan Kyuhyun. Namun merasa sempurna? Reina selalu merasa utuh. Tidak ada yang kurang sebelum dia bertemu Kyuhyun.

“Kau pernah dengar  ‘Saraghevo’? Aku menggunakannya dan baru saja melepaskannya. Itu semacam pagar yang membatasi Andromedas-mu memasuki wilayahku. Sekarang kau bebas. Kau akan merasa tidak nyaman kalau aku tidak berada disebelahmu seperti yang selama ini aku rasakan. Kita telah terhubung dalam arti sebenarnya. Kau bisa merasakannya?”

Reina mengangguk. Ia memang merasakannya. Ada aura hangat saat Kyuhyun memegang tangannya tadi. Dan segera setelah tangan Kyuhyun terlepas, ia merasa tangannya dingin kembali. Reina masih merasa kikuk menyadari Kyuhyun menjelma menjadi saudaranya. Namun ia merasa lebih baik. Ini pertamakalinya dia punya saudara laki-laki yang bahkan membuat perasaanya lebih baik saat berada disebelahnya.

“Baiklah, kalian boleh pergi sekarang. Istirahatlah. Besok kelas baru menunggu” suara berat Savior Leon memecah keheningan. Kyuhyun menyambar jubahnya dari gantungan dan memakainya. Reina membuntuti di belakangnya. Bersama, mereka berjalan menuju Menara Empat.

“Kenapa kau menyimpannya?”

Kyuhyun nyaris saja mendaratkan tangannya ke atas kepala Reina. Reina telah terlebih dahulu menghindar. Gadis itu tertawa bahagia saat menyadari dia kini juga bisa membaca pikiran Kyuhyun.  Kyuhyun takkan semena-mena lagi menyebarkan isi kepalanya sekarang.  Dia juga bisa melakukan hal serupa padanya.

“Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja karena aku baik hati. Jadi aku menjagamu dari benda menakutkan seperti itu”

Reina memiringkan kepalanya. Dia bingung.

“Jadi, semacam penyelamatan begitu?  Kenapa? Ini sangat  menyenangkan.”

Kyuhyun tertawa. Tangannnya mendarat di kepala Reina. Reina tidak sempat menyelamatkan kepalanya.

“Menyenangkan ya?  Lihat saja sebentar lagi bagaimana benda itu bisa membuat hidupmu berkabut. Hmm, walaupun begitu aku tahu kau akan bisa melakukannya. Aku hanya ingin bilang jangan seenaknya membaca pikiran orang, itu akan menyulitkanmu.”

Reina memalingkan wajahnya. Mengikuti arah pandanganKyuhyun. Memelototi jajaran pohon Sophoro. Mereka berdua berdiri berdampingan didepan beton pembatas halaman.

“Dan satu lagi. Jangan pernah berusaha membaca pikiranku.”

Reina memundurkan wajahnya yang mendadak terlalu dekat. Itu terjadi karena Kyuhyun menoleh tiba-tiba disebelahnya.

“Apa aku terlihat tertarik dengan isi kepalamu?”

Kyuhyun menarik sudut bibirnya.  Menyeringai.

“Kau mau menyangkal? Terlihat jelas di wajahmu. Mana mungkin kau tidak tertarik membaca isi kepalaku?”

Reina jadi kesal sekarang. Matanya melebar memelototi Kyuhyun.

“Hei, kubilang jangan lakukan!”

Kyuhyun membalik badan Reina hingga membelakanginya seraya meringkus dua tangannya. Reina tertawa sambil meronta. Tangannya terasa hangat lagi saat tangan Kyuhyun tidak sengaja memeganginya. Kyuhyun melepas tangannnya sambil mendengus dan mengacak rambut Reina.

“Kau terlihat lebih manusiawi sekarang. Hmm, pasti karenaku, kau tadi memanggilku apa? Belahan hati? Separuh jiwa?”

Kyuhyun mendorong kepala Reina dengan telunjuk kanannya.

“Banyak bicara. Kembali ke kamarmu!” perintahnya dengan mulut mengerucut.

Reina tertawa lebih keras, bahkan dia sekarang berani memukul lengan Kyuhyun. Reina tahu, sepertinya yang merasa hangat saat tangan Kyuhyun menyentuh bahu atau tangannya, Kyuhyun pun akan merasa nyaman. Ternyata kenyataan tentang mereka adalah saudara jauh lebih menarik dari yang sanggup Reina bayangkan.

“Bagaimana kalau kau kupanggil Keenan? Kyuhyun Keenan?”

Kali ini Kyuhyun yang tertawa. Tangannya mengapit leher Reina. Memitingnya sambil mengumpat.

“Awas saja kalau kau berani! Aku tidak mau kelihatan tua,”

Reina memberontak. Menggigit tangan kanan Kyuhyun yang menjepit lehernya.

“Keenan sepertinya akan membuat perasaanmu membaik setiap pagi. Bukannya kau tidak punya adik? Aku akan jadi adik yang manis, Kyuhyun Keenan.. Jangan pura-pura tidak suka, aku tahu kau sebenarnya sangat suka kupanggil begitu, huh?”

Kyuhyun menggaruk belakang kepalanya. Ia tidak mengelak karena dia tahu kata-kata Reina sudah pasti benar. Mereka saling berkomunikasi dalam tatapan mata.

Kyuhyun Keenan?

“Baiklah, aku tahu.. Kau tidak mau kelihatan tua, aku tidak akan memanggilmu begitu. Kau sudah terlihat tua tanpa kupanggil begitu. Lagipula, seperti katamu tadi, aku harus berlaku biasa saja, kan?”

Kyuhyun menjentik dahi Reina dengan telunjuknya.

“Nah, kau sudah tahu point utamanya. Jangan mendadak bersimpati padaku. Itu menggelikan.”

Reina sedikit berjinjit saat berusaha mengalungkan tangan kirinya ke bahu Kyuhyun. Kyuhyun meliriknya sambil tertawa lagi. Tinggi badan Reina selalu berhasil membuatnya teratawa. Pada akhirnya, tangan Kyuhyun membantu Reina menyampirkan tangannya di bahunya sendiri.

“Untuk hari ini, kau kumaafkan. Kau boleh memegangku seperti ini. Jangan harap lain kali aku akan begini baik padamu” ancamnya.

Reina menoleh. Lebih tepatnya mendongak.

“Nyaman sekali” lirihnya.

“Kau akan segera tahu bagaimana hambarnya saat aku tidak disebelahmu” Kyuhyun menyahut.

Reina tersenyum lagi.

“Apakah rasanya seperti merindukan seseorang?”

Kyuhyun menggelengkan kepalanya. Masih memelototi pohon Sophoro didepannya yang  bergerak berantakan karena tertiup angin.

“Lebih parah dari itu. Kau bahkan akan sulit tertawa karena separuh jiwamu bersamaku. Seperti itu.”

Reina mengerutkan keningnya. Mulutnya mengerucut dan kepalanya lagi-lagi mendongak berharap Kyuhyun meliriknya.

“Aku baru tahu ternyata aku sangat berharga untukmu.”

Kyuhyun melotot. Menatap Reina yang berdiri disebelahnya.

“Berisik. Cepat kembali kekamarmu!”

Reina membalik badannya. Berencana kembali ke kamarnya.

“Baiklah, aku ingin tidur. Sampai jumpa besok”

Reina melengos. Kyuhyun berusaha keras agar dia tidak membalik badannya menatap Reina yang akan kembali ke kamarnya. Pada akhirnya ia gagal dan menoleh juga. Sayup-sayup, ia mendengar isi kepala Reina yang telah menjauh beberapa meter didepannya. Nyaris mencapai pintu kamarnya.

Kenapa hatiku jadi dingin sekali?

Kyuhyun tersenyum. Menyeringai lagi penuh kemenangan.

Kau sudah merasakannya, hm? Itu yang selama ini kurasakan hingga kau datang.. Hatiku kedinginan setiap hari.

*

Glosarium:

Keenan: Kakak Laki-laki

Andromedas : Titik kelemahan seorang Emperor. Kematian seorang pemegang Andromedas merupakan kematian seorang Emperor. Hal ini tidak berlaku bagi pemegang Andromedas. Saat seorang Emperor mati, pemegang Andromedas akan mengambil alih Galiocessar yang dimiliki Emperor. Seorang Emperor dan pemegang Andromedas sama-sama memiliki ‘keterikatan perasaan’ yang menyebabkan keduanya merasa nyaman saat bersama dan merasa dingin saat tidak bersama.

Saraghevo : mematikan  sementara fungsi Gaezamaru yang dimiliki seseorang. Untuk bisa mematikan fungsi Gaezamaru, seorang pemegang Gaezamaru akan kehilangan separuh kemampuan Gaezamarunya.

Hmm…

Gimana? Tersenyumkah? Atau melipat kening? Bingung? Saya juga.

Diharap untuk berpendapat. Terutama bagi segenap reader yang mampir di Wall FB saya dan membuat kepala saya semakin pusing meneruskan part ini ( TERUTAMA UNTUK PARK YOOJIN YANG SUKA MAIN PAKSA-PAKSA).  Saya penasaran dengan apa yang kalian pikirkan tentang FF ini. Saya tunggu.

Sebagai bonus, saya sertakan Prolog untuk part selanjutnya:

Aku tidak pernah tahu bahwa seseorang bisa menyimpan kesedihan sebanyak itu. Tapi dia bisa. Dia baik-baik saja. Satu-satunya yang hilang darinya adalah kemanusiaanya yang mungkin terkubur rapat dalam masa lalunya.