Berburu Beasiswa LPDP

Adalah kado terbaik dalam tahun 2014 saat saya melihat nama saya terpampang dalam surat keputusan peraih beasiswa LPDP yang lolos wawancara periode Desember 2014 dengan tujuan MA Tesol University of Sheffield, UK (saat ini saya pindah ke MSc Tesol di University of Edinburgh, UK). Saya sampai pada tahapan ini atas bantuan banyak orang, dan saya berharap bisa berbagi dan meneruskan kebaikan tersebut melalui tulisan ini.
Semoga bermanfaat.

  1. Tahap Administrasi

Saya mendaftar pada hari terakhir deadline, yakni 19 Desember 2014, namun jauh-jauh hari, yakni sejak dua minggu sebelumnya, saya sudah mengunggah dokumen satu persatu, hanya menunggu surat rekomendasi dan esay Sukses Terbesar dalam Hidupku yang kemudian saya upload pada tanggal 19 Desember tersebut.
Yang harus diperhatikan, adalah bahwa kita membutuhkan waktu yang lama untuk mengumpulkan semua dokumen yang akan diunggah. Akan lebih baik, jika menyiapkan dokumen ini 2 atau 3 bulan sebelumnya. Misalnya, surat rekomendasi, dan tentu saja TOEFL. Saya menggunakan TOEFL ITP untuk mendaftar Magister Luar Negeri, dan diterima pada tahap administrasi (jadi nggak harus IELTS). Saya mendaftar dengan tanpa LOA (karena belum IELTS dan belum daftar).
Dalam jadwal LPDP, ditulis bahwa deadline 21 Desember 2014, namun kenyataannya deadline yang berlaku adalah 19 Desember 2014. Artinya, untuk mendaftar beasiswa LPDP, pastikan menyisakan 2 atau 3 hari sebelum hari terakhir untuk mengantisipasi perubahan seperti ini. Selain itu, laman LPDP rentan eror pada hari terakhir pendaftaran. Data memang akan tetap masuk, namun jika telat 1 hari saja, data kita akan masuk tahapan berikutnya. Wasting time, kan?
Data yang diunggah, entah itu transkrip nilai, ijazah, toefl, dan lainnya harus di-compress menjadi 1 MB saja. Caranya, hasil scan dokumen tersebut diperkecil menggunakan Paint atau lainnya, baru setelah itu dijadikan PDF atau rar. Meski sepele, kita bisa panik jika tak mengetahui teknik sederhana ini.
Untuk 3 esay yang diwajibkan, kita bisa membaca beberapa tulisan esay dari para awardee yang telah lolos seleksi. Saat ini, kewajiban menulis 3 essay telah diganti dengan peraturan baru: Menulis essay (500 sampai 700 kata) dengan tema: “Kontribusiku Bagi Indonesia: kontribusi yang telah, sedang dan akan saya lakukan untuk masyarakat / lembaga / instansi / profesi komunitas saya” dan “Sukses Terbesar dalam Hidupku”. Ada pula aturan lain yang berubah, yakni menyerahkan Surat Kelakuan Baik/ Suat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) yang dibawa pada waktu seleksi wawancara.
Umumnya, esay ini harus jujur dan sesuai dengan background serta universitas dan jurusan yang dipilih. Esay ini akan sangat menentukan pertanyaan yang ditanyakan saat wawancara. Saat itu, saya menulis tentang pentingnya kesetaraan pendidikan, dan ditanyai tentang itu juga: “Kalau kamu nggak lolos seleksi LPDP, ikut saja jadi pengajar di Papua, saya kasih surat rekomendasi, gajinya 5 juta, lho perbulan! Kamu kan pengen ada kesetaraan pendidikan.”
Saya juga ditanyai mengenai visi dan misi saya, beserta strategi khusus yang akan saya terapkan saat lolos beasiswa. Jika data lengkap dan persyaratan terpenuhi, Insya Allah pasti lolos.

  1. Leaderless Group Discussion (LGD)

Biasanya ada waktu 5 hari setelah deadline pengumpulan dengan pengumuman lolos tidaknya tahap administrasi. Setelah pengumuman tahap administrasi, akan ada jeda sekitar 1 hingga 3 minggu menuju tahap wawancara. Persiapkan waktu ini untuk berlatih wawancara, membaca berita yang sedang hangat diperbincangkan, dan melatih kemampuan berkomunikasi dan diskusi.
Pada Hari H, pastikan membawa semua dokumen yang telah Anda upload, juga dokumen-dokumen yang berhubungan dengan data prestasi atau organisasi Anda. LGD dilangsungkan dalam waktu 30 menit, 5 menit untuk membaca artikel yang dibagikan oleh juri psikolog, sisanya untuk diskusi. Saya ingat saat itu artikelnya diambil dari esay Rhenald Kasali tentang pelecehan seksual dalam JIS. Ada 2 juri psikolog yang sama sekali tidak ikut-ikutan diskusi, hanya menyimak, dan menjelaskan aturan main di 2 menit pertama.
Anda hanya dibolehkan membawa pulpen dan kertas kosong dari juri. Dan diskusi dimulai. Semua peserta pasti ingin berbicara sebanyak-banyaknya dalam LGD, namun hindari mendominasi atau memotong pendapat orang. Hindari pula pernyataan yang menyalahkan atau menyudutkan. Dukung pendapat orang lain, namun dengan tetap memberikan ide kita sendiri. Saat itu saya menawarkan pendidikan seksual ala orang Finland, dengan memberikan marital package pada orangtua yang berisi tentang panduan pendidikan anak usia dini. Ide dari peserta lain meliputi pentingnya pengawasan dari guru dan peranan orangtua. Manfaatkan sesi ini untuk memberikan pendapat yang baru dengan sudut pandang yang berbeda sesuai dengan keilmuan yang kita miliki. Jangan repeating alias hanya mengulang-ulang apa yang sudah dilontarkan orang lain, atau apa yang sudah dibahas dalam artikel.

  1. Wawancara

Ini adalah sesi yang paling konyol, menurut saya. Pasalnya, sepanjang wawancara yang berlangsung kira-kira 45 menit tersebut, saya malah ketawa-ketawa dengan para interviewernya. Atmosfer wawancara akan berbeda antar peserta satu sama lain. Ada yang haru-biru, dan ada juga yang malah ketawa-tawa seperti dalam sesi wawancara saya. Ada dua dosen dan satu psikolog dan saya sama sekali nggak tahu yang mana psikolog dan yang mana yang dosen (dan itu nggak penting ya).
Kalau tidak salah ada 8 peserta dalam satu ruangan dengan 3 interviewer tiap pesertanya. Saat itu, saya wawancara di UNY. Saya sempat terkejut karena interviewer bertanya serius tentang daftar publikasi saya, dan bahkan memeriksa langsung di google tentang karya tulis yang pernah saya publikasikan. Ini artinya, publikasi adalah aspek yang sangat penting, dan Anda perlu mempersiapakan dokumen pendukung. Jangan mencoba membohongi interviewer karena Anda sedang berhadapan dengan psikolog, lho!
Secara garis besar, pertanyaan wawancara dalam seleksi LPDP meliputi:

  1. Apa visi misimu? Apa yang sudah kamu lakukan untuk mencapai visi tersebut? Plan A? Plan B? Plan C?
  2. Ke depannya kamu pengen jadi apa?
  3. Kapan menikah? Menikah dimana? Udah ada yang suka? (pertanyaanya emang menohok)
  4. Makna integritas versimu apa?
  5. makna nasionalisme?
  6. Apa yang kamu lakukan kalo nggak diterima?
  7. Apa kesulitan dan penderitaan yang pernah kamu alami dan bagaimana kamu mengatasinya?
  8. Apa judul thesismu dulu? Judul thesismu nanti apa?
  9. apa yang kamu lakukan kalo disuruh copot jilbab?

Akan lebih baik jika beberapa hari sebelumnya telah dipersiapkan jawaban yang sistematis dan mampu menggiring interviewer untuk menggali lebih dalam tentang kelebihan dan visi misi Anda. Salah seorang teman saya bercerita bahwa ia diwawancara hanya selama 15 menit dan hanya ditanyai seputar kegiatan kuliahnya.Nah, hal seperti ini harus dihindari dengan memberikan jawaban yang menggiring para interviewer jadi penasaran, misal memberikan pernyataan yang kontroversial (meski hanya permainan kata), atau menyebutkan karya Anda yang bikin penasaran. Jangan menjawab seadanya dan melupakan aspek self-branding. Terakhir, ada juga sesi On the Spot Essay Writing, yang saya sendiri kurang tahu bentuk dan formatnya karena baru diberlakukan pada 2015.

Finally…
Lolos atau tidaknya Anda ke beasiswa LPDP tentu saja bukan hanya ditentukan penampilan dan daftar prestasi serta organisasi Anda. Selalu berdoa dan meminta doa kepada orangtua Anda, guru, supervisor, dan orang-orang terdekat Anda. Saya merasakan sendiri betapa ketatnya seleksi ini dan betapa banyaknya peserta yang mendaftar dan memiliki segudang kelebihan. Doa akan membuka kesempatan, memberikan aura positif, dan tentu saja mampu memberi efek tersendiri bagi interviewer Anda. Segera kumpulkan dokumen saat ini juga, jangan nunggu deadline. Allah berpihak pada mereka yang benar-benar bermimpi, berdoa, dan bergerak. Move!

15 thoughts on “Berburu Beasiswa LPDP

  1. Sangat menginspirasi dan bermanfaat, semoga dimudahkan prosesnya hingga selesai pendidikanya dan membawa kado spesial buat Indonesia,,,, 😀
    I am so proud of you

  2. Wahh kakak keren banget, memotivasi banget loh.. tips2 jadi sukses dpet beasiswa,pengen dehh kayak kakak cuman akunya kurang PDnya..hehehe makasih ini memotivasi aku banget buat kuliah nnti maklum msh SMA

  3. Waaah, untung sekali buka wp unni dan liat judul beasiswa langsung aku buka huehehehe
    Kebetulan aku juga sedang berburu beasiswa S2 eheee makasih bangeeeet un infonya!
    Selama ini yang aku pikirin dan bikin ragu buat dapet beasiswa itu ‘harus sepinter apa sih?’ Dan pertanyaan itu udah aku sodorin ke beberapa orang huehehe
    Ini info nya ngebantu banget un, makasiiih ya! :))

  4. whoaaaaa LPDP. beasiswa tersulit di Indonesia ㅠ.ㅠ sukses ya pendidikannya disana kak! Semoga aku bisa menyusul! (Amin!)

  5. Terharu aku, kak.
    Tadinya cuma iseng buka blog kakak lagi karena udah bulukan nunggu lanjutan the lost empire *cough* tapi nemu artikel ini bener2 bikin semangat. Aku emang dari dulu udah ada niatan buat ikut beasiswa ke luar negeri, tapi belum terlalu nyari info krn pikirnya aku masih SMA. Kayanya dari sekarang perlu banyak belajar, dan doa’ tentunya. Berharap bisa lolos seperti kakak nantinya ^^
    Aamiin.

  6. Kak fida, apa jawaban kaka waktu dikasih pertanyaan ini“Kalau kamu nggak lolos
    seleksi LPDP, ikut saja jadi pengajar di Papua, saya kasih surat rekomendasi, gajinya 5juta, lho perbulan! Kamu kan pengen ada kesetaraan pendidikan.”??

Leave a comment