Serial He’s our Girl Part 10 (Full)

Serial He’s Our Girl Part 10

Testing

Kara POV

Aku belum menemukan titik terang tentang alasan Kyuhyun tolol itu kabur dari Hyung-hyungnya. Sekarang ia sedang promo iklan di Thailand dan akan dilanjutkan dengan syuting MV di China. Bagaimana aku bisa tahu?

Itu jugalah yang kurang bisa aku mengerti. Seminggu ini aku aktif mengecek keadaannya lewat internet. Dengan sangat memalukan, aku membuat akun Facebook untuk ikut bergabung dengan penggemarnya -astaganaga….harga diriku terjun ke laut-. Dengan begitu, aku bisa tahu posisi dan kondisi bocah setan itu. Hya…. Mengapa aku melakukannya?

Yhak, aku memang kadang sedikit menjijikkan….

Pagi itu –pagi ketujuh setelah dia kabur- aku membuka akun Facebook. Kebetulan si admin baru saja update status.

Annyeong Haseyo..

Sparkyu (HOEK)memberdeul…Hari ini aku mau unggah foto Kyuppa dalam persiapan syuting MV terbarunya dengan Seohyun di China Love Autumn Festive tadi malam pukul Tujuh.

Keningku mendadak panas. Mataku tak berani melirik gambar dibawahnya. Jarang sekali bocah itu dekat-dekat dengan yeoja walaupun kenyataannya Sembilan puluh Sembilan persen penggemarnya adalah yeoja.

Gambarnya agak buram. Loading….. Gambarnya jadi jelas sekarang.

Mataku tidak terima.

Kulihat bocah itu tengah memegang tangan Seohyun.

Bocah itu tengah bergurau dengan Seohyun.

Bocah itu memayungi Seohyun.

Bocah itu duduk bersebelahan dengan Seohyun.

“Menjengkelkan ya?” seseorang menanyaiku.

Aku buru-buru menoleh. Monyet hutan. Dia –yang entah sejak kapan masuk kamarku-menggulung dirinya dengan selimut di atas kasurku. Aku –yang tengah duduk diatas kursi menghadap laptop Donghae Oppa- segera menutup paksa layar Laptop. Monyet itu tertawa melihatku.

“Aish… Bocah menyebalkan.. Bisa-bisanya dia dapat proyek duet dengan Seohyun, Kenapa bukan aku saja?..” katanya mengeluh.

Aku mendesis.

“Aku malah kaget kalau ada yang mau duet denganmu Oppa..”

Eunhyuk Oppa melempar bantal ke wajahku. Aku tertawa. Ikut duduk diatas kasur.

“Oppa, Kenapa belakangan kau selalu pulang telat? Ini sudah jam satu…aku ngantuk… pergilah kekamarmu sekarang!” kataku sambil menarik selimut yang dipakainya. Monyet itu berguling-guling tapi menolak bangkit. Badannya yang panjang dan tipis itu terlihat seperti cacing pita. Aku berdiri diatas kasur dan menendang-nendang pantatnya.

“Aku sedang ada proyek masa depan yang sangat pribadi… Hmm…Kau tidur dikamarku saja, aku sedang malas bergerak, aku sedang sangat bahagia, jadi jangan diganggu….” katanya sambil menutup wajahnya dengan guling. Aish… Monyet ini..

“Aniyo… Aku tidak mau tidur di kasurmu, pasti bau..”

Dia membuka selimut yang menutupi wajahnya. Mulutnya cengengesan.

“Atau.. Kau tidur disini bersamaku saja?”

Hya… Monyet Mesum!

Aku segera turun dari kasur dan menyeret bantalku menuju kamar si Monyet. Kamarnya berada di pojokan. Cukup luas dan penuh buku –monyet bisa membaca?-. Juga sangat rapi untuk ukuran orang yang jarang mandi dan jorok sepertinya. Aku hanya dua kali masuk kamarnya, karena memang Monyet Hutan itu jarang menyuruhku mencuci baju atau membersihkan kamarnya. Ia melakukannya sendiri –terimakasih Monyet-.

Aku segera mematikan lampu dan menggulung tubuhku dengan selimut. Menutup wajahku dengan bantal.

Baru sepuluh menit, jantungku nyaris copot saat seseorang merangkulku dari samping. Hya… Siapa malam-malam nyelonong ke kamar orang!

“Hyukjae…..Kau sudah tidur?”

Telingaku familiar dengan suaranya. Donghae Oppa, siapa lagi?

“Ini aku Oppa…” kataku sambil membuka selimut. Donghae Oppa yang sudah masuk selimut terlonjak kaget melihatku. Aku mengusap-usap mataku. Menyahut setengah sadar.

“Hyukkie Oppa tidur dikamarku”

Ia masih belum bergerak.

“Mwo?” tanyaku lagi.

Ia cengengesan. Bangkit berdiri.

“Aku boleh tidur disini?” tanyanya sambil tertawa.

Hya…… Kenapa dia ikutan mesum seperti si Monyet itu!

Aku segera menyeret tubuhnya menuju pintu kamar. Memaksanya keluar. Dia berteriak-teriak sambil tertawa. Kudengar diluar ribut sekali. Aku membuka pintu dan sekarang Donghae Oppa tertawa cekikikan bersama Eunhyuk Oppa.

Aish.. satu lagi perusuh.. kenapa monyet itu bangkit lagi?

Aku buru-buru meraih kenop pintu. Terlambat. Dua pembuat onar itu sudah masuk kamar dan MENGUNCIKU di dalamnya!

Mereka tertawa puas dan menggulung tubuhnya dengan selimut. Mulut keduanya masih cengengesan. Aku melihat mereka dengan tatapan frustasi. Aku menarik paksa selimut yang mereka pakai dan menggulung tubuhku di lantai. Mereka, lagi-lagi tertawa melihatku. Sialan sekali.

Pada akhirnya, mereka berdua kelelahan ngobrol dan tertidur pulas di kasur Eunhyuk Oppa. Mataku mengamati tangan si Monyet. Mencari kunci kamar. Hyukjae Oppa malah menarik tanganku. Aku jatuh berdebum di kasur, dan dua manusia itu masih tak bangun juga.

Hya… aku benci mereka!

*

Kyuhyun POV

Seohyun adalah wanita pertama yang jadi pacarku. Kami pacaran saat aku kelas Dua SMA. Aku tidak banyak mengingatnya, karena bagiku hubungan yang kujalin dengannya hanya sekedar status. Seperti lazimnya anak SMA, tidak punya pacar adalah aib yang cukup memalukan. Aku berkenalan dengannya lewat Ahra Noona, yang saat itu syok sekali karena aku bilang aku menyukainya.

Seohyun jadi korban. Ia merelakan dirinya menjadi ‘Ahra Noona’ bagiku. Aku tidak pernah menyuruhnya. Ia berinisiatif sendiri untuk melakukannya. Maka Seohyun setiap hari membawa bekal makanan untukku, menemaniku membeli kaset Game terbaru, menemaniku main game –walaupun dia selalu kalah-, dan point pentingnya: mengingatkanku makan dan minum obat. Aku sudah menderita Pneumotrax sejak kecil. Paru-paruku sering kolaps saat emosiku sedang naik. Satu-satunya hal berbeda dari Seohyun dan Noonaku adalah jumlah kata yang keluar dari mulutnya. Ahra Noona yang simple berbeda sekali dengan Seohyun yang cerewet.

Kami –lebih tepatnya aku- memutuskan untuk mengakhiri hubungan penuh ketidakjelasan itu saat aku masuk Kyunghee University dan dia masuk Universitas di Seoul (SNUA), satu kampus dengan Sungmin Hyung. Alasannya pun sangat memalukan: Kita terpisah jarak, kau terlalu gendut, dan kau terlalu cerewet.

Sejak saat itu, aku focus melanjutkan hidupku dan masuk SMEnt, sementara Seohyun –tidak tahu kenapa- juga masuk SMEnt setahun kemudian. Aku bertemu lagi dengannya  kemarin siang, saat rapat persiapan syuting MV duet pertama kami –single The Words in My Eyes di album mini ‘Something Hidden’ yang kelima single-nya ditulis sendiri oleh Seohyun,-.

Bertemu dengannya membuatku gugup. Kami duduk bersebelahan dan bergurau agak lama. Melihatnya dari dekat, membuatku sedikit kaget. Dia cantik dan tidak gendut lagi, walaupun pipinya masih sedikit bengkak. Secara keseluruhan, dia sangat menarik, walaupun sebenarnya sekarang ini aku lebih suka gadis yang imut (Eh?). Apalagi setelah aku tahu dia tidak lagi cerewet seperti dulu, membuatku benar-benar nyaman. Aku suka yeoja yang tidak banyak bicara dan banyak bertanya seperti itu, walaupun kadangkala aku sering tertarik dengan yeoja cerewet (Lagi?).

Saat kutanya mengapa aku yang jadi partner duetnya, dia menjawab dengan kalem bahwa akulah satu-satunya manusia yang bisa membuatnya ‘merasakan dan menghayati’ lirik lagu itu. Aku tertawa mendengar penjelasannya, Seohyun tetaplah gadis polos seperti yang pernah kukenal. Malam harinya, aku mulai menghafal draft lagu yang kuterima kemarin siang. Minggu ini kami rekaman dan syuting MV.

The Words in My Eyes

Noneed to do more,

I’ve just asked you for seeing my eyes,

Don’t you feel it’s too hard for me,

Left behind, be forgotten, being hurt

And you’re just fine,

The boy I loved, I love more ,I love the most

Just read my eyes,

My words have been saved over there,

I’m here to see your eyes,

To know the answer..

Are you still the same?

Keningku berkerut. Meraih ponsel. Memaksa Hei Jin –yang sedang tidur di kamar sebelah-mengajariku cara membacanya dan menerjemahkan liriknya. Dengan banyak protes dan keluhan, Hei Jin akhirnya membacakan dan menerjemahkannya untukku.

Kali ini aku yang syok. Apa maksudnya dia menulis lirik seperti itu?

Hei Jin kembali ke kamarnya meninggalkanku yang sudah tidak bisa tidur.  Baiklah, aku sedang malas punya urusan dengan yeoja. Yeoja manapun.

Aku menarik selimutku.

Ini sudah Setengah dua pagi. Mendadak wajah gadis pendek itu berkelebatan di otakku. Hya… Sampai kapan aku harus terganggu dengan gadis sial itu……

Karena mataku masih saja tak tertarik tidur, aku iseng-iseng membuka akun twitterku. Ahra Noona baru saja mengunggah beberapa foto.

Noona-ku yang cantik itu sedang memotret dirinya sendiri yang sedang tiduran memeluk boneka monyet di kasur. Aku mengamati foto yang dia unggah sebelumnya, foto Ahra Noona sedang sedang memasak dengan celemek bergambar monyet. Aku melirik foto berikutnya, foto Ahra Noona yang sedang berdiri diatas kasur bergambar monyet besar…

Eh, Tunggu dulu, MONYET!

Aku mengamatinya lagi. Dengan seksama. Mataku semakin semangat .

Kenapa Noona-ku menyimpan benda-benda bergambar monyet?

Atau jangan-jangan………..

Hya! Tidak mungkin si Monyet Hutan itu!

Pikiranku berantakan. Buru-buru meraih ponsel.

*

Kara POV

Aku bangun karena ketiak si monyet itu mampir di wajahku. Kaki donghae Oppa mengunci kakiku. Aku terbelit selimut dengan dua mayat hidup disebelahku. Aku bangkit duduk dengan kesal. Mencoba membangunkan keduanya.

Percuma, mereka sedang tidur sepenuh hati.

Hya… aku benar-benar tak bisa tidur!

Otakku kelayapan kemana-mana tiap kali mataku sedikit ngantuk. Pikiranku melayang ke gambar yang sama. Seorang Namja berbadan tinggi, kurus penuh tulang, wajahnya berlubang-lubang, wajahnya seperti penderita kanker darah, telinganya yang lebar, mulutnya yang lebar..… eh, kenapa jadi mirip gajah? Aku tertawa sendiri.

Dddrrrrt….drrrrttt…..

Aish.. Manusia macam apa telfon jam dua pagi?

Aku segera melongok mencari ponsel yang tengah bergetar. Ketemu. Ponsel si Monyet. Terselip diantara tangan Donghae Oppa.

Panggilan dari nomor tak dikenal. Aku baru saja berniat membuka mulut saat si penelfon yang tidak tahu diri itu berteriak keras.

“Monyet Hutan!”

Deg!

“Lee Hyukjae!.. Kau belum bangun hah?”

*

Kyuhyun POV

Kenapa si Monyet itu tak segera menjawab?

Emosiku sudah naik ke ubun-ubun. Kalau Monyet itu sampai berani dekat-dekat dengan Noona-ku, aku takkan segan-segan mengirimnya ke hutan!

“Ini aku…”

Deg!

Jantungku berdegup.

Aku tak bisa menjawab. Suara diseberang juga diam.

Gadis bodoh itu, mengapa dia yang mengangkat telfonnya?

“Bisa kau panggilkan Hyukjae Hyung?” tanyaku akhirnya.

Sebenarnya ada ribuan kata yang kusumpal rapat di tenggorokanku. Aku tidak tahu mengapa aku tak mengatakannya begitu saja. Aku sedang tidak ada minat berurusan dengannya.

“Apa kau baik-baik saja?”

Suaranya terdengar pelan. Aku menggigit bibirku. Memaksa mulutku diam tak menjawab.

“Sebaiknya jangan lupa minum obat, kau baik-baik saja kan?”  sambungnya. Kali ini suaranya terdengar agak serak.

“Ne..” jawabku singkat.

“Aku tidak tahu apa yang terjadi denganmu seminggu ini, tapi kuharap kau tahu semua Hyungmu ingin bertemu denganmu…”

Suaranya terpotong. Terdengar suara ribut sejenak. Lalu suara jelek itu mulai berteriak.

“Setan! Akhirnya kau telfon juga? Kau mau mati hah? Kabur dari sini seenakmu saja!” si Monyet hutan itu berbicara keras sekali.

Aku, yang berniat mendampratnya harus kehilangan fokus gara-gara suara Kara.

Kenapa bocah itu masih bangun? Dan kenapa dia mengangkat telfon Hyukjae Hyung? Apa mereka sedang bersama? Bukannya ini jam dua pagi buta? Bagaimana mungkin…

Aish.. aku pusing.

“Hei.. Kenapa kau diam saja?! Kau tidak merindukanku?” omelnya lagi. Aku tertawa. Namun segera mendengus lagi. Kesadaranku sudah pulih sepenuhnya sekarang.

“APA YANG KAU LAKUKAN DENGAN NOONA-KU HYUNG?!”

Manusia bermulut cengengesan itu malah tertawa.

“Jadi kau sudah tahu, adik ipar?” jawabnya datar.

Mataku melotot.

A-PA..DD-D-I-A..B-ILLANG…….A-DIK I-PAR…..

AD-DHIKK- I-PP-AARRRR KHATHAN-YA…..

“ANIYO!… AKU AKAN MEMBUNUHMU KALAU KAU BERANI DEKAT-DEKAT DENGAN NOONA-KU HYUNG!”teriakku frustasi. Tawanya meledak.

“Andai aku bisa menghindar, aku juga tidak berminat jadi kakak iparmu… tapi Noona-mu itu benar-benar membuatku tak peduli kalau kau adiknya..”

Emosiku banjir.

“HYUNG! KALAU KAU DE-“

“Sudahlah, kita bertempur besok saja kalau kita ketemu, ini sudah malam adik ipar…”

“ANIYO..AWAS SAJA KAL-“

“Kara  ingin bicara denganmu…”

“HYUNG!..AKU SED-“

“Kau tidak kasihan? Kara mencari beritamu setiap hari di internet…”

“HYUNG! JANGAN MENCOB-“

“Kara mencoba menghubungimu setiap hari..”

“JANGAN MENGALIHKAN PEMB-“

“Dia menangis sekarang, kau tak ingin bicara dengannya?”

*

Kara POV

Bicara apa Monyet itu!

Aku segera merebut ponselnya. Dia tertawa cekikikan di lantai.

“Aniyo… aku tidak menangis! Aish mulut monyet ini benar-benar beracun!” sanggahku. Bocah setan itu tak bersuara.

Hening.

“Kyuhyun-ah..”

Masih hening.

“Kyu-“

Bbpp.

Kenapa dimatikan?

Aku membanting tubuhku ke kasur. Sedikit kesal.

Dasar bocah tidak tahu diri! Kenapa diputus begitu saja heh? Kau tak tahu aku hampir mati depresi gara-gara ingin bicara denganmu hah?

Si Monyet melirikku.

“Tidak usah frustasi begitu… kau kan masih punya si Kembung? Hilang satu, masih punya satu..” komentarnya santai. Aku mendelik.

“Oppa, berikan kuncinya sekarang… aku mau kembali ke kamarku, aku benar-benar sakit kepala melihatmu” jawabku ketus. Ia menarik rambutku dan mengacaknya.

“Apa salahnya merindukan seseorang? Walaupun dia setan, dia juga punya hak dicintai…” tangannya mengunci pundakku. Aku gelagapan. Dia itu sedang memakai kaos tanpa lengan saat ini, dan ketiaknya yang heboh itu menempel di keningku.

“O-ppa.. Ke-ttiak—mhu..mm-henhemphel..di-wajhah-kku..”

“Sebenarnya… aku lebih mendukungmu dengan si Kembung, berhubung bocah setan itu adalah calon adik iparku.. tentu saja aku harus mendukungnya…”

“O-PHHA…KHET-IAKHMU…”

“Lagipula, nantinya kita akan jadi keluarga yang bahagia… Omo..Omo.. pasti rumah kita berempat akan ramai sekali kalau kau jadi istri adik iparku… Emm…”

“OP-HA.. SING-KHIRKKKHAN… KET-HIAKMU…”

“Apalagi kalau kalian berdua punya anak lebih dulu… Omona…. Pasti lucu dan cerewet seperti umma-appanya….”

HYA…..HIDUNGKU DEPRESI!

Aku benar-benar ingin mencongkel ketiaknya yang tidak tahu diri itu! Tanganku menarik tangannya kuat-kuat. Menyingkirkan lengannya dari wajahku.

Tapi si Monyet Hutan belantara Afrika Selatan itu terlalu konsentrasi dengan imajinasi sintingnya dan sama sekali tak melonggarkan lengannya yang menyangkut di wajahku. Matanya berbinar-binar sambil mendongak menatap bulan yang kelihatan dari gorden.

“Atau.. bagaimana kalau kita mulai dengan saling memanggil saudara ipar…”

*

Kyuhyun POV

Beginilah nasibku selanjutnya. Aku tak bisa tidur semalaman gara-gara mendengar suara gadis  itu. Kara, kenapa jam segini masih bangun? Apa yang kau lakukan dengan Monyet hutan itu sampai pagi buta seperti ini?

Mataku terpejam. Wajahku tertutup bantal. Lampu sudah kumatikan. Tapi pikiranku terang-benderang. Gadis itu…. apa dia juga rindu padaku?

*

Kara POV

Hari ke-sebelas. Aku sudah tidak melihat Kyuhyun selama sebelas hari. Bagaimana rasanya? EMOSI JIWA…

Malam ini, jadwal beberapa Oppa-ku sedang kosong. Ada Yesung, Heechul, Siwon dan Eunhyuk Oppa di ruang tengah. Menonton televisi. Kenapa aku tidak ikut gabung? Tak lain dan tak bukan adalah gara-gara si Monyet Hutan Bakau pedalaman Kalimantan yang kelakuannya masih primitive itu. Ia bilang tadi pagi baru saja memborong sepuluh kaset Yadong. Tentu saja aku takkan merelakan mataku yang masih polos ini ikut menonton begituan. Menyesatkan.

Aku mendengar mereka sudah berteriak-teriak dari tadi. Aish…  membayangkannya saja sudah senewen. Sengaja kukunci pintu kamar rapat-rapat. Takut kalau mereka tiba-tiba kebanjiran hormone dan mencari pelampiasan.

“Kara-shii…” teriak Monyet hutan dari luar kamar.

“Hm..” dehemku agak keras.

“Kau tak ingin gabung?” tanyanya lagi. Sepertinya posisi monyet hutan itu sedang di pintu kamarku.

“Aniyo…” jawabku singkat. Aku meneruskan membaca komikku lagi.

“Kau benar-benar tak ingin bergabung? Ada acara seru lho…” rajuknya lagi.

Aku mendesis. Monyet stress!

“A-N-I-Y-O Oppa…. Aku sibuk!” teriakku ketus.

“Kau akan menyesal sampai mati, sampai hidup lagi, sampai mati lagi… Kau akan menyesal kalau tak ikut denganku sekarang…” katanya lagi.

“Aniyo!” teriakku lebih keras.

“Seru lho!”

“Kalau kau sampai berteriak sekali lagi Oppa, .. aku akan menginjak kepalamu!”

Eunhyuk Oppa tertawa cekikikan dari luar.

“Kyuhyun sedang rilis albumnya di China lho! Sekarang konsernya LIVE! Siaran langsung!”

Aish… Pendusta…

Aku segera meraih kenop pintu kamar dan melempar wajahnya dengan sandal kamar mandi. Ia berkelit dan malah tertawa makin keras. Aku mengunci kamarku lagi.

Membaca komik.

“…Yhak!.. Hei dasar bocah kurang ajar!.. kenapa dia pegang-pegang tangan Seohyun!”

Aku tak peduli. Itu sama sekali bukan urusanku.

“…Yhaik!Yhaik! Kenapa dia memegangi pipi Seohyun!”

Otakku panas.

Tapi,

Memegang pipi?

Aish… aku sudah pernah  merangkulnya Seohyun lembek!

“Yhak… Cho Kyuhyun! Jangan dicium!… yhak… yhak… Kyaaaaaa!!!! Kyuhyun kurang ajar!”

Hyak! Bibir Kyuhyun hanya milikku!!!!

BRAK!

Aku membuka pintu kamar dan melaju ke ruang tengah. Mukaku bersungut.

Siwon oppa segera menutupi Televisi dengan punggungnya. Yesung Oppa mangap. Eunhyuk dan Heechul Oppa menatapku kaget.

“Minggir..”

Siwon oppa memandangku tak berkedip. Kelihatan sekali kalau dia grogi. Tanganku merengkuh pundaknya dan menyingkirkan badannya dari depan televisi.

Seketika itu juga, aku yang mangap.

Membeku tak bersuara.

“ Kau mau ikut nonton yadong juga Kara sayang?”

*

Kyuhyun POV

Syuting MV selesai. Aku akan segera kembali ke Korea. Aku harus membuat perhitungan dengan Noona-ku dan si Monyet Bakar itu sesegera mungkin.

Noona juga sudah berjanji akan seegra menemuiku sesampaiku di Seoul. Tentu saja, si Monyet itu juga kuundang. Aku benar-benar tak rela Noona-ku yang berkelas itu menjalin hubungan dengan binatang liar.

Aku sedang dalam perjalanan menuju Bandara. Semobil dengan kru MV dan Seohyun tentunya. Aku tak mengajaknya bicara sejak tadi. Aku baru saja membeli kaset Game baru, dan itu artinya, jangan ganggu aku.

“Kyuhyun-ah… aku ingin bertemu Noona-mu, apa aku boleh ikut ke apartemen Ahra Noona?” suara Seohyun mengagetkanku.

Aku meliriknya sambil sibuk mengarang alas an agar dia tak ikut. Aku malas.

“Aniyo… hari ini aku ada acara keluarga Seohyun..” tolakku halus. Aish… sebenarnya aku menyesal bilang begitu, bukankah itu artinya aku menganggap Monyet itu jadi keluargaku?

Hoekk…..

Seohyun diam tak menyahut. Tangannya sibuk lagi dengan ponsel. Aku kembali menekuri game-ku.

“Ahra Noona bilang ia juga mengundangku..”

Aku mendengus.

“Kata siapa? Ini acara keluarga..” sangkalku. Dia tersenyum sambil merapikan poninya.

“Apa itu artinya Ahra Noona sudah menganggapku keluarga ya?”

Aku tersenyum. Mencoba terlihat wajar.

“Tidak..” jawabku kalem.

*

Kara POV

“Aku boleh ikut Oppa?” tanyaku untuk ketigakalinya pada Eunhyuk oppa yang tengah menata rambutnya. Tangannya memegangi hairdryer dan matanya tak melirikku sama sekali.

“Memangnya kau mau apa ke Incheon?”

Aku meringis. Memasang senyum manis.

“Aku  berjanji akan menemui Umma-ku hari ini..”

Eunhyuk oppa meletakkan hairdriernya dan mengamatiku.

“Baiklah… tapi kau tidak boleh protes kalau kita pulang telat..”

Setelah berganti baju, kami menuju mobil. Eunhyuk Oppa sekali lagi menata rambutnya dan mengaca lewat spion. Aish… berlebihan…

Sekali monyet, paling banter Cuma bisa jadi gorilla.

Ia menyuruhku naik mobil. Mobil melaju pelan dan kami sibuk dengan kegiatan masing-masing. Aku Melongo dan dia menyetir.

“Apa kau benar-benar pacaran dengan Ahra Noona Oppa? Kau tak takut punya adik ipar… Setan?” tanyaku sambil menekan kuat-kuat kata ‘setan’. Eunhyuk Oppa tertawa sambil melihatku.

“Kau sendiri, tak takut punya suami… Setan?” jawabnya balik.

“Aniyo… Siapa bilang aku mau punya suami seperti Cho Kyuhyun?..” sangkalku cepat. Eunhyuk Oppa tertawa lagi.

“Ne… Kau bilang sendiri.. aku tanya setan kau jawab Kyuhyun? Hahahahaha, sebegitunya ya?”

Sial! aku terjerumus jebakan monyet!

“Yhak! Oppa, aku Tanya tentang kau, kau malah balik Tanya tentangku!” teriakku mencoba mengalihkan pembicaraan. Eunhyuk Oppa memasang wajah serius.

“Kalau kau sendiri tak mau menjawab pertanyaanku, untuk apa aku repot-repot menjawab pertanyaanmu, hm?” sanggahnya. Aku meringis. Tumben sekali monyet ini pandai berkelit.

“Aku tahu kau ke Incheon mau apa… bertemu Kyuhyun kan? … Kau ini tak pandai berdusta…Aku melihatmu tadi malam mencari berita Kyuhyun lagi di Internet” katanya lagi.

Wajahku memanas. Mulutku merinding.

“Aniyo.. aku berjanji pada umma-ku akan berkunjung ke rumah hari ini…” kilahku.

Eunhyuk Oppa menyeringai. Menatapku penuh selidik.

“Baiklah… nanti akan kutanyakan pada Umma-mu..” jawabnya singkat.

Jujur, aku agak gugup mendengar sanggahannya. Karena sebenarnya aku memang berencana menemui Bocah setan itu. Aku membaca berita di Internet kalau bocah itu akan kembali ke Korea pagi ini.

Aku sok sibuk dengan memandang jalanan. Eunhyuk Oppa merogoh ponselnya dan memasang Earphone. Kelihatannya ia sedang menelfon Ahra Noona, karena kulihat ia tersenyum-senyum sendiri dan melirihkan suaranya. Aish.. menjijikkan…

“Aku akan mengambil banyak barang butik Ahra ke Kang Don Won, kau menunggu di apartemen Ahra saja…Hm.. sepertinya aku juga butuh bantuan Donghae,..Nanti setelah selesai akan kuantar ke rumahmu, Bagaimana?..” tanyanya sesaat setelah earphone-nya terlepas.

Aku mengangguk.

Eunhyuk Oppa menurunkanku didepan Apartemen Ahra Noona dan memberitahu password masuknya. Aku melambaikan tangan hingga mobil dan si monyet menghilang di tikungan. Aku masuk ke apartemen Ahra Noona dan seperti biasa, langsung menyalakan televise. Duduk dengan posisi se-bahagia mungkin, dan mengganti-ganti channel.

Bosan. Aku bangkit berdiri dan mencari majalah di kamar Ahra Noona. Sialnya, kamar Ahra Noona terkunci. Aku balik ke ruang TV dan melongok ‘mantan kamar’ yang dulu pernah kutempati saat tanganku patah. Kamarnya tidak terkunci.

Eh?

Bukankah kamar ini sekarang dihuni Kyuhyun?

Aku senyum-senyum sendiri sambil membuka kenop pintu. aku berjinjit-jinjit meloncat keatas ranjangnya. menyambar selimut dan segera menggulung diri. Bahagianya… aku merasa Kyuhyun ada didekatku karena bau shampoo-nya masih menguar dari bantal dan selimut kamarnya.

Tunggu dulu, Mengapa aku sebahagia ini?

*

Kyuhyun POV

“Aniyo.. kau ke apartemenmu saja dulu.. Bukannya Ahra Noona bilang nanti malam? Lagipula aku mau istirahat dulu” jawabku cepat. Seohyun melirikku agak kecewa.

“Tapi nanti malam kau ikut kan?”

Aku menyambar dan menyeret tasku keluar mobil. Memandang Seohyun sambil tersenyum.

“Semoga” jawabku singkat. Ia menarik tanganku dari kaca jendela.

Aish.. gadis ini, apa dia tak malu dilihat kru sebanyak ini?

“Janji ya?” tanyanya lagi. Kali ini wajahnya tersenyum aneh.

Walaupun dia sudah tidak terlalu menyebalkan, namun ia masih sering membuatku tidak nyaman. Seperti sekarang. Semua kru yang masih di mobil menatap kami sambil berdehem-dehem. Dan dia? Masih memegangi tanganku dengan muka bahagia.

“Semoga” jawabku lagi. aku buru-buru masuk ke mobil Hei Jin dan menyuruhnya mengantarku ke apartemen Ahra Noona.

Kami sampai. Hei Jin memutar mobilnya dan melaju kembali ke studio. Aku berbalik menuju lift. Menuju apartemen ahra Noona.

Eh, pintunya terbuka? Bukannya tadi Ahra Noona bilang akan pulang agak sore?

“Annyeong… Noona, kau didalam?”

*

Kara POV

Huaaaaaaa!!!!!!

Bukankah.. Bukankah itu suara si setan?

Aku buru-buru meloncat dan melempar selimutku ke lantai. Mencari tempat sembunyi. Aku memutar kepalaku dan segera merangkak ke kolong kasur. Kelihatannya hanya tempat itu yang aman.

Suara derap bocah itu mulai berderak-derak mendekat.

Hatiku gempa bumi. Aku benar-benar gugup dan berkeringat.

Cklek.

Suara pintu kamar terbuka. Dari kolong ranjang, Aku melihat tangannya menyambar selimut yang terbuang ke lantai dan sepertinya melemparnya ke kasur.

Apa main game? Oh jangan sekarang Tuhan, aku bisa mati melapuk disini.

Untungnya dia bangkit berdiri. Sepertinya, kakinya menuju kamar mandi. Aku mengawasi telapak kakinya yang sudah masuk pintu kamar mandi.

Semoga ini waktu yang tepat.

Aku merangkak diam-diam sepelan yang kubisa. Menuju pintu kamar, dan..

Eh? Dia mengunci kamarnya?

Hyaaaaa!!!!!

Apa yang harus kulakukan sekarang?

Bagaimana kalau dia tahu aku ada dikamarnya?

*

Kyuhyun POV

Sudah kuduga gadis bodoh itu menyelundup masuk kamarku.

Sekarang dia tengah mengendap-endap membuka kenop pintu yang tadi kukunci. Dari gorden kamar mandi yang sedikit kusingkap, kulihat dia mulai panic. Wajahnya pucat dan gerakan badannya mulai tidak masuk akal. Pertama dia menuju kolong ranjang, lalu masuk almari dan terakhir dia berencana masuk keranjang cucian. Astaganaga.. apa otaknya jatuh di asrama? Bagaimana mungkin dia berencana masuk keranjang cucian?

Ini benar-benar pemandangan menarik.

Melihatnya panik. Melihatnya bergerak-gerak seperti anak kucing lupa kandangnya. Melihatnya memutar-mutar kepalanya. Melihatnya berjingkat-jingkat.

Melihat-nya…

Benar-benar membuatku nyaman. Aku bahkan lupa kalau aku sakit hati dengannya. Aku lupa kalau dia sekarang milik si Kembung. Aku lupa semuanya.

Aku hanya ingin melihatnya. Dan mataku pun tak mau jauh-jauh darinya.

Nyaman sekali.

*

Kara POV

Gawat!

Showerya sudah mati!

Aku harus sembunyi dimana?

Aku merendahkan punggungku dan merangkak kembali ke kolong ranjang. Kudengar derap langkahnya keluar dari kamar mandi. Aku melihat sandal kamar mandinya menuju meja laptop. Mendadak kakinya mendekat ke ranjang.

“Sampai kapan kau mau disitu hah?”

Eh?

Apa dia bicara padaku?

“Yhak!.. Cho Minho… Kau mau jadi jenazah disitu? Cepat keluar!”

Jantungku jantungan.

Wajahnya melongok ke tempatku meringkuk. Aku menundukkan kepala sambil memojokkan badanku ke dinding. Berusaha menjauh dari tangannya yang mulai menggapai-gapai kolong ranjang.  Yhaik! Bocah bodoh itu bahkan belum berpakaian dan hanya mengenakan handuk dibawah perutnya. Aish.. Mataku ternoda…

Aku terus memojok dan meringkuk ke dinding. Si setan itu berganti posisi beberapa kali sambil terus menggapai-gapai.  Sayangnya tangannya terlalu panjang untuk ukuran orang normal. Tangan kananya berhasil menggenggam rambutku. Ia menjambak rambutku dan memaksaku keluar kolong.

Aku berteriak heboh dan dia tertawa hebat. Badanku tengkurap dan kaki kananku ada ditangannya sekarang. ia menyeretku seperti menyeret karung beras. Aku mengeluarkan seluruh kekuatanku. Setelah delapan puluh persen tubuhku keluar dari kolong, tanganku keras kepala memegangi kaki ranjang.

Tangan kanan dan kirinya menyeret kakiku. Ranjang berdecit-decit dan  teriakanku semakin menggila. Tangan kananku menggapai-gapai udara karena tarikannya yang sangat kuat. Kakiku menendang-nendang kakinya. Tak berhasil, aku mulai menggapai sprei kasurnya. Dia terus saja menyeret kakiku. Sementara tangan kiriku sudah tak sanggup lagi menggenggam kaki meja.

Aku memaksa membalik badanku dan menggapai-gapai tangannya yang menyeret kakiku.

BBRTT…

*

Kyuhyun POV

Gadis bodoh itu baru saja menarik lepas handukku. Tangannya menutup wajah, tapi jarinya terbuka. Matanya melotot dari balik jari tangannya. Memalukan sekali kan dia?

Ia masih berteriak dan semakin keras.

Aku tertawa hebat.

“Aku pakai celana bodoh… Kau pikir aku akan merelakanmu melihat propertiku? Jangan harap… Ini harganya mahal…” kataku sambil menjitak kepalanya.

Ia berhenti berteriak. Menurunkan tangannya dan menatap celanaku syok.

“Kenapa? Mau kau tarik juga?” tanyaku menggodanya.

Ia masih membeku tak bersuara. Ia masih duduk di lantai dan belum bergerak. Omo..omo.. polosnya…

Aku berjongkok dan menatapnya dari dekat. Aku memegang punggungnya dan menggendongnya keatas kasur.

Dia masih syok. Diam. Memerah.

“Nah.. begini lebih baik, kalau kau tidur disini kau tidak akan menjamur…” kataku sambil menutupi badannya dengan selimut. Ia masih membatu. Mulutnya diam. Matanya terpaku memelototi wajahku.

“Yhak! Cho Minho! Kenapa kau masih syok seperti itu?” teriakku sambil menggerak-gerakkan lengannya.

Sedetik kemudian raut mukanya berubah. Tangannya menyambar tanganku dan memelukku sampai aku setengah terjungkal. Ia mulai memukuli punggungku dan berteriak sambil menangis.

“Kau mau mati hah?” katanya emosi.

“Mwo? Kenapa kau memelukku seperti ini?” balasku. Tangannya masih memeluk punggungku.

“Bogoshippo… Jeongmal Bogoshippo…”

Ia terus memelukku dan aku diam tak menjawab. Tidak juga membalas memeluknya. Aku ingin sekali memeluknya, namun aku cukup tahu diri untuk tidak melakukannya.

Hening. Aku kehilangan selera humor.

Hanya terdengar suara isaknya yang mulai mereda.

“Hyun Mi-ah… lepaskan tanganmu…” kataku sambil perlahan-lahan melepas tangannya yang masih memegangi punggungku.

Ia menunduk. Matanya basah.

“Jangan lakukan itu lagi..” kataku sambil beranjak keluar kamar.

*

Kara POV

Dia pergi keluar kamar.

Aku menangkupkan tanganku dan memeluk lututku rapat.

Apa yang baru saja dia katakan? Mengapa dia bilang begitu? Apa yang baru saja kulakukan? Dan kenapa dia kelihatan marah sekali? Kenapa dia pergi?

*

Kyuhyun POV

Kami berenam duduk melingkar di restoran yang sudah dipesan Ahra Noona. letaknya bersebelahan dengan butiknya.

Aku agak kaget melihat Donghae Hyung ikut bergabung.

Aku duduk diantara Ahra Noona dan Seohyun, sementara Kara duduk diantara Donghae dan Eunhyuk Hyung. Kami memulai percakapan dengan diam. Menyantap Ramen masing-masing. Kemudian dilanjutkan dengan sesi kenalan. Tentu saja hanya berlaku untuk Seohyun dan Kara. Karena mereka berdua memang belum saling mengenal. Yang membuatku agak syok adalah komentar pertama yang keluar dari mulut Seohyun saat menjabat Kara.

“Aigooo….Kau adalah satu-satunya namja yang lebih imut dan lebih cantik dari Taemin SHINee”

Kara hanya terseyum sedikit lalu meneruskan makan ramen keduanya. Matanya menangkap ekspresi kagetku. Aku buru-buru menunduk. Mood-ku agak rusak melihatnya duduk disebelah makhluk menyebalkan itu. Kenapa si Kembung ikut duduk menyumpal disitu?

Setelah berputa-putar membicarakan masalah-masalah tak penting, aku kehabisan minat untuk basa-basi.

“Baiklah Noona, sebenarnya aku ingin ini jadi pembicaraan rahasia, tapi karena Noona memilih mengundang mereka bertiga, aku tidak akan sungkan membicarakan ini didepan mereka..” kataku memulai.

Ahra Noona melirik si Monyet. Si Monyet melirik si Kembung.

Jadi begitu fungsi si Kembung disini? Menguatkan mental si Monyet.

“Apa yang ingin kau bicarakan kyuhyunnie?” Noona bertanya lembut. Aish.. Emosi jiwa-ku tak akan luruh hanya karena tatapan lebay seperti itu.

“Apa Noona pacaran dengan Eunhyuk Hyung?” tanyaku cepat.

Ahra Noona menghela nafas. Mulutnya terkunci rapat. Mataku menatap Eunhyuk Hyung sebagai gantinya. Monyet itu grogi sekali.

“Kami memang pacaran tapi Ini tidak seperti yang kau pikirkan…” katanya pelan. Seohyun memegangi tanganku yang berniat membanting sendok ke meja. Kara menyeruput mie-ramennya cuek. Ia kelihatan tak terganggu dan baik-baik saja. Si Kembung dengan setia mengelap mie-ramen Kara yang tercecer di meja dan mengelap mulut Kara dengan tissue tiap kali mulutnya belepotan.

Gadis ini benar-benar membuat mataku berdarah. Matanya bahkan tak melirikku sama sekali. Bisa-bisanya dia sesantai itu setelah adegan pelukan tadi?

Emosiku menggumpal siap meledak. Pada siapa? Tidak ada pilihan lain selain membuangnya pada si Monyet.

“Lalu seharusnya apa yang kupikirkan tentang kalian?” lanjutku.

“Kyuhyun-ah… kenapa kau benci sekali kalau Hyukjae berhubungan dengan Noona-mu? Apa kau punya masalah dengannya?” Donghae hyung tiba-tiba menyela. Mungkin ia mencoba menyelamatkan si Monyet. Aku tertawa sadis.

“Kau tidak lihat? Semuanya bermasalah…” jawabku datar.

Monyet tersenyum bijak sambil  melihat Noona-ku.

“Apa yang salah dengannya? Dia itu manis seperti cokelat..”kata Noona dengan muka lebih lebay dari yang tadi.

“Monyet memang warnanya coklat” kataku santai.

“Kalau hitam namanya Gorilla..” sela Kara tiba-tiba. Kelihatannya dia juga tidak sadar mengucapkannya.

“Kalau putih namanya panda…” lanjutku. Eh, kenapa aku ikutan?

“Kalau biru namanya makhluk luar angkasa..”

Aku dan Kara tertawa heboh. Suasana sedikit cair. Aku bahkan lupa kalau aku dan Kara sedang ‘tidak baik-baik saja’. Aku berdehem dan buru-buru melarikan mataku ke Ahra Noona.

“Aku menyukai Noona-mu…” si Monyet berkata serius.

Aku tersedak. Seohyun meraih gelas air dan menyodorkannya padaku. Aku masih focus memelototi Noona-ku. Berharap dia tidak ketularan mengucapkan kata-kata bodoh itu.

“Dan aku juga menyukainya..” Ahra Noona membalas. Mulutku menganga.

“Kami hanya tidak ingin kau salah paham… Kami serius Kyuhyunnie… aku menyukai Noona-mu dan aku ingin dia menjadi bagian penting dari hidupku…” sambung Eunhyuk Hyung. Matanya menatapku tajam. Ia kelihatan seperti manusia sekarang.

“Hyak! Kalian tidak malu mengucapkannya didepan kami semua?” rutukku agak jengkel. Monyet belantara itu cengengesan lagi. Mukanya agak sumringah.

Perbuatan memang berbicara lebih banyak daripada perkataan, tapi mengatakannya itu akan mengukuhkan hubungan yang kami jalani…Aku butuh mengatakannya agar semua Namja menjaga jarak darinya…” kata Eunhyuk Hyung retoris. Mukaku melongo tak percaya. Ini adalah kata-kata bijak pertama yang kudengar dari monyet. Kata mutiara yang keluar dari mulut Bangkai.

“Kalau aku tidak mengatakannya, aku takut namja lain seperti Donghae juga mendekati Noona-mu… dan itu akan jadi salahku, bukan kesalahan mereka kalau aku tidak mengatakan perasaaanku sejak awal, bukan begitu Kyuhyunnie?”

Aku terkesiap. Mataku sontak melirik Kara yang juga melirikku. Kata-kata itu seakan ditujukan untuk menghantam kepalaku, tembus sampai kaki. Membuat hatiku gugup dan kepalaku retak.

“Ne… Ne… terserah kalian sajalah..” kataku agak kikuk. Aku meraih tissue ditengah meja dan pura-pura melihat jam tangan.

Seohyun melirikku.

“Kau masih ada jadwal lain? Kupikir rekaman dan syuting MV-nya sudah selesai semua kan?” tanyanya sok tahu. Dia tahu apa heh? Dia pikir jadwal-ku hanya urusan duet dengannya? Aish.. aku jadi ikut sebal dengan Seohyun.

“Aniyo… aku ingin pulang lebih dulu” kataku mengelak.

Kara menatapku ragu-ragu.

“Kau mau kembali ke asrama?” tanyanya pelan. Matanya memandangku penuh harap.

“Aniyo.. aku mau kembali ke apartemen Noona…Noona, Hyung..aku pergi dulu..” kataku sambil bangkit berdiri dan membungkuk pamit. Seohyun menggelayut di lenganku. Sebenarnya aku ingin sekali menendang tangannya, tapi biar sajalah. Biar impas. Biar gadis pendek itu tahu kalau aku  juga bisa membuat matanya berdarah.

*

Kara POV

Donghae Oppa mengajakku naik mobilnya. Kami akan kembali ke asrama. Aku tak punya pilihan lain. Mana mungkin aku ikut semobil dengan Ahra Noona dan Eunhyuk Oppa?

Terpaksa acara berkunjung ke Incheon-ku gagal karena pertemuan tadi menghabiskan waktu lebih lama dari yang kuperkirakan.

“Kau makan banyak sekali…” katanya saat mobil mulai melaju. Aku memang makan tiga porsi mie ramen tadi.

“Ne… Kalau mood-ku sedang jelek aku memang suka begitu.. makan kebanyakan…” jawabku. Donghae Oppa melirikku. Tersenyum aneh.

“Karena Seohyun?” tanyanya singkat. Aku agak kaget dan segera mengalihkan pandanganku keluar jendela.

“Aniyo… tidak ada hubungannya dengan Seohyun Unnie.. kenapa Oppa bicara begitu?” tanyaku balik. Ia tersenyum lagi.

“Karena di matamu tertulis begitu..” balasnya cepat.

Aku pura-pura tertawa dan memukul lengannya.

“Sepertinya kau memang sangat menyukai Kyuhyun, Hyun Mi-ah…” lanjutnya.

Aku benar-benar tak berminat membicarakannya lagi. Mendengar namanya membuat emosiku naik satu tangga.

“Aku selalu iri melihat Kyuhyun… Di matamu dia begitu buruk dan kau mulai menyukainya karena keburukannya…Itu selalu membuatku kesal, perasaan yang tumbuh dengan proses seperti itu akan sulit sekali hilang.. dan aku benci karena bukan aku yang ada di posisinya..” katanya panjang.

Itu terlalu berbelit-belit dan aku tidak paham.

Apakah itu artinya dia menyukaiku?

“Mungkin aku terlalu tampan dan baik hati ya?” katanya sembari tersenyum kecil.

Aku tidak sempat menjawab karena dia buru-buru melanjutkan.

“Kau memandangku berlebihan Hyun Mi-ah… dan itu sebabnya perasaanmu padaku tak lebih seperti perasaan yeoja-yeoja diluar sana..” keluhnya lagi. Ini semakin membingungkan.

“Apa maksudmu Oppa?” tanyaku akhirnya. Aku tidak tahan mendengar kata-kata yang berputar-putar seperti itu. Takut salah paham.

“Kau ingin aku mengatakannya dengan singkat?.. Aish.. Berat bagiku mengatakannya sementara aku sudah tahu jawabannya tidak…” jawabnya lagi.

Sekali lagi, kata-katanya membingungkan.

“Mwo Oppa? Kalimatmu panjang sekali….” Kataku agak tidak sabar.

“Aku menyukaimu… dan aku tahu kalau kau menyukai Kyuhyun… masih tidak paham?” tanyanya singkat.

Eh?

“Aniyo Oppa… aku tidak menyukai Kyuhyun…” elakku cepat. Donghae Oppa menghentikan mobilnya tiba-tiba. Matanya menatap kaca mobil.

“Aku tahu kau bohong, tapi karena kau bilang begitu… Mulai sekarang, cobalah menyukaiku dan lupakan Cho Kyuhyun… lelaki pengecut sepertinya tidak perlu kau pertahankan..”

*

Kyuhyun POV

Seohyun masih disebelahku. Duduk diam tak bicara. Aku menyuruhnya begitu sejak tadi. Kami sudah berhenti di jalanan setengah jam yang lalu.

Pikiranku sedang penuh. Itu sebabnya aku malas menyetir. Aku masih sayang nyawaku dan jelas keberatan tertabrak lagi.

“Ayo kita kembali..Aku harus ke Studio sekarang..” kataku akhirnya. Seohyun terlihat senang. Kelihatannya dia memang sangat bosan kudiamkan sejak tadi. Salah siapa ikut denganku?

“Apa yang sedang kau pikirkan Oppa?” tanyanya hati-hati. Aku tak merespon. Malas membahasnya.

“Oppa… Sampai kapan kau diam seperti itu?” tanyanya lagi. kali ini nadanya sedikit protes.

“Sampai aku bicara lagi..” jawabku singkat. Ia terlihat senang sekali karena aku mau membalas pertanyaannya.

“Oppa… aku tahu kau sedang patah hati…” katanya lagi. sepertinya ia mulai bawel lagi sekarang.

“Terserah kau sajalah…” jawabku singkat.

“Kau tahu Oppa mengapa kau patah hati?” tanyanya dengan muka serius. Walau sebenarnya aku tidak ingin mendengar jawabannya, kurasa aku perlu berpura-pura tertarik pada pendapatnya tentang masalah perasaan seperti ini.

“Mwo?” tanyaku balik.

“Karena kau tak pernah mengakuinya Oppa… kau terlalu berlebihan menghargai dirimu sendiri, Kau selalu menunggu orang lain melakukannya lebih dulu..”

Aku menatapnya agak kaget. Apakah hari ini hari kelahiran ‘cinta’ ya? Mengapa semua orang mendadak fasih bicara masalah begituan?

*

End of part 10

Read, Comment and Like!

12 thoughts on “Serial He’s our Girl Part 10 (Full)

  1. ahahaha..
    kyu-kara sama2 gengsi..

    wuiihhhhh hebat bgt tuk’ unyuk oppa’ ngeluarin kata2 bijak..
    kkkk~~~..

    ahahaha..
    psti sekalian mau nyindir sii Kyu..

    gkgkgkgkgk..~~

    lanjuuut..

  2. owaahhh yadong.. aku ikutan dong nyuk.. #Plakk

    unbelibebel *?* nyuk bisa berkata2 begitu.. ckckck

    makin seru aja 🙂

    tapi bacanya aku mau istirahat dlu deh.. jadi commentnya dilanjut nanti ya.. hehehe

    Annyeeoonggg ^^

  3. Unuk ngomong bijak… waaah,, jarang2 kaann??? hahaha…

    Gengsi??/ denger tuh Kyu kata2 seo, sbnrnya sih aku seokyu shipper, tp berhubung dsini kyu lbh klop kalo ma kara… ywdaaahlah… pantengin aja!!! haha,, hae oppa patah hati, sini ma aku aja oppa…?? hehee

  4. Ö˚°◦oυẅoŏőoŏőoŏőo. Sama Ɣªήğ tadi cuma Ɣªήğ itu ∂ï potong 2part ini 1part full??
    Ckckck kyu masih ngira ĸℓŏ hae ma Kara uϑªªh jadian..
    Next part Y‎ªªăɑ eon??ƪ‎​(^ヮ^)ʃ

Leave a reply to Evil~nna Cancel reply